BATAM, TENTANGKEPRI.COM – BP Batam melalui Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait menerima kunjungan dari ASEAN Regional Integration Support-Indonesia Trade Support Facility (ARISE+ Indonesia) di Marketing Center BP Batam, Jumat (8/9/23) sore.
ARISE+ Indonesia merupakan salah satu inisiatif unggulan di bawah kerangka kerja sama Uni Eropa (UE) dengan Indonesia, yang berfungsi memperkuat kerja sama dan koordinasi integrasi ekonomi ASEAN.
Kepala Unit Investasi dan Pembiayaan Inovatif, Kay Parplies mengatakan, kunjungan ini merupakan langkah awal untuk mengenalkan pasar dan meningkatkan kesadaran tentang Global Gateway unggulan UE di Indonesia.
“Kami akan membantu memobilisasi investasi dari UE ke negara-negara mitra di seluruh dunia, termasuk Indonesia,” kata Kay Parplies.
Bahkan, Kay Parplies dan tim sudah melihat beragam potensi dan peluang investasi terbuka luas di Batam.
Menurutnya, Batam terbukti memiliki infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang kuat, dan pihaknya tertarik untuk memahami lebih lanjut tentang jalur investasi yang tepat, termasuk melalui Global Gateway atau melalui bentuk pinjaman lainnya.
“Kami juga melihat kemajuan infrastrukur di Batam sangat pesat. Dengan potensi yang kuat di Batam dan dukungan dari pemerintah, kami sangat optimis dengan peluang investasi di Batam ini” ujarnya.
Kay Parplies beserta rombongan juga melakukan kunjungan ke Kawasan Industri, Nongsa Digital Park (NDP), Wiraraja Industrial Park dan PT Schneider Electric.
Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol menyambut baik kunjungan tersebut.
Menurut, Ariastuty, kunjungan ini tak terlepas dari komitmen Kepala BP Batam, Muhammad Rudi untuk terus meningkatkan realisasi investasi asing di Kota Batam.
“Kami menyambut dengan tangan terbuka. Kita berharap dengan kedatangan ARISE+ Indonesia ke Batam, hal ini akan membuka jalan bagi Uni Eropa untuk masuk dalam proyek-proyek investasi di Batam,” kata Ariastuty.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, sepanjang tahun 2022 investasi asing di BP Batam mencapai sebesar USD 746,85 juta dengan jumlah 1.738 proyek.
Angka ini naik signifikan dibandingkan tahun 2021 sebesar USD 504,17 juta. Untuk komoditas terbesar masih berada di sektor manufaktur yakni mesin dan elektronik. Singapura menjadi negara dengan kontribusi terbesar, yakni USD 480 juta.(*)