BMKG Prediksi El Nino Agustus-September Lebih Parah

Avatar photo
Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (25/6/2023) (Foto: Antara/Arnas Padda/nym).
Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (25/6/2023) (Foto: Antara/Arnas Padda/nym).

TENTANGKEPRI.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, ancaman El Nino pada Agustus-September 2023 lebih parah, dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Parahnya tingkat kekeringan yang melanda Indonesia itu juga diakibatkan oleh Indian Ocean Dipole (IOD).

Berdasarkan situs BMKG, IOD merupakan perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah. Dua wilayah tersebut yakni Laut Arab (Samudra Hindia bagian barat) dan Samudra Hindia bagian timur di selatan Indonesia.

BACA JUGA:  Hadiri Peringatan HUT BPJS Kesehatan ke-55, Jefridin Harap Hadirkan Kesejahteraan Kesehatan Masyarakat yang Semakin Bermutu

BMKG memprediksi, fenomena El Nino berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional. Hal ini karena adanya ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan.

“Lahan pertanian tadah hujan masih menggunakan sistem pertanian tradisional. Selain itu, kondisi kekeringan ini juga dapat berujung kepada bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla),” kata BMKG dikutip rri.co.id dari akun Instagram @infoBMKG, Selasa (1/8/2023).

BACA JUGA:  Petakan dan Monitor Resiko Korupsi, Lagi KPK Lakukan Survei Penilaian Integrtitas Tahun 2023

Berdasarkan pengamatan BMKG, indeks El Nino Juli ini mencapai level moderate atau sedang. “Sementara IOD sudah memasuki level indeks yang positif,” ujar keterangan BMKG. 

Namun, pihak BMKG menyebutkan, fenomena El Nino dan IOD Positif saling menguatkan. Kedua fenomena ini pun membuat musim kemarau 2023 menjadi lebih kering.

BACA JUGA:  Nongsa Makin Maju, Rudi Ajak Warga Kompak Dukung Pembangunan

“Curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah. Puncak kemarau kering 2023 diprediksi akan terjadi pada Agustus-September,” ucap BMKG.(*)