TENTANGKEPRI.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, banyak negara di dunia saat ini takut dengan perubahan iklim (climate change). Perubahan iklim yang telah terjadi di banyak negara, menurut Presiden ,sangat terasa dampaknya.
“Yang tidak kalah menakutkannya adalah perubahan iklim, climate change, yang sekarang mulai dirasakan hampir semua negara. Yang biasanya dingin jadi panas, yang biasanya panas jadi lebih panas, gelombang panas, super El Nino,” kata Presiden dalam acara Pembukaan Mahasabha XIII KMHDI di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (30/8/2023).
Menurut Presiden, masalah perubahan iklim ini harus disikapi secara bijak oleh semua negara. Presiden mengatakan, dalam ajaran itu disebut Tri Hita Karana.
“Dalam ajaran Hindu ada yang disebut Tri Hita Karana, salah satunya adalah palemahan, kesempurnaan hubungan manusia dengan alam. Ini yang sering dilupakan, terlupakan dalam kehidupan modern kita,” ujarnya.
Presiden berujar, manusia dengan kehidupan yang modern kini lupa bahwa bumi sudah tua dan kondisi alam yang sudah berubah. Perubahan iklim dan gelombang panas telah terlupakan begitu saja.
“Kita berpikir seakan-akan alam baik-baik saja, tapi tahu-tahu datang gelombang panas di hampir sebagian negara di dunia ini. Oleh sebab itu, kita semuanya sekarang ini hampir semuanya dihantui yang namanya perubahan iklim, semuanya,” kata Presiden.
Perubahan iklim ini membuat banyak negara kini berbondong-bondong beralih ke konsep yang lebih ramah lingkungan. Termasuk pola ekonomi hijau.
“Oleh sebab itu, semua negara sekarang ini berbondong-bondong masuk ke yang namanya green economy,” ujar Presiden. Presiden mengatakan, transformasi ekonomi ini menjadi begitu diperbincangkan dan ramai-ramai digunakan banyak negara.
“Pembiayaan, pendanaan, sekarang juga sama, larinya ke terutama industri-industri yang green, green industries. Penggunaan energi juga sama, beralih semuanya ke green energy,” kata Presiden.
Transformasi ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan banyak negara di dunia mengurangi dampak perubahan iklim. “Semuanya green, green, green, semuanya,” katanya. (*)