Implementasikan Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan, Disdik Gelar Rakor Rapor dan Profil Pendidikan

Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, M. Pd membuka secara resmi Rapat Koordinasi (Rakor) Rapor Pendidikan dan Profil Pendidikan Jenjang SD dan SMP di Hotel Crown Vista, Kamis (22/06/2023).
Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, M. Pd membuka secara resmi Rapat Koordinasi (Rakor) Rapor Pendidikan dan Profil Pendidikan Jenjang SD dan SMP di Hotel Crown Vista, Kamis (22/06/2023).

BATAM, TENTANGKEPRI.COM – Wali Kota Batam, Muhammad Rudi diwakili Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, M. Pd membuka secara resmi Rapat Koordinasi (Rakor) Rapor Pendidikan dan Profil Pendidikan Jenjang SD dan SMP di Hotel Crown Vista, Kamis (22/06/2023). Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menguatkan potensi guru dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar dan Penyusunan Anggaran satuan kerja Pendidikan di sekolah.

“Melalui Rakor ini diharapkan dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan, tersedianya basis sekolah yang akurat, tersedianya akses informasi bagi masyarakat dengan cepat, mudah dan akurat serta dapat diakses oleh banyak orang,” sebut Jefridin yang juga Plh. Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam.

Diakuinya secara menyeluruh nilai Rapor Pendidikan Kota Batam masih rendah. Hal ini disebabkan masih kurangnya sarana dan prasarana pendidikan di Kota Batam baik tingkat SD maupun SMP. Sehingga pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) setiap tahun daya tampung menjadi persoalan di Kota Batam. Mengatasi daya tampung ini kebijakan yang diambil adalah memaksimalkan jumlah peserta didik yang seharusnya 36 orang menjadi 40 orang satu kelas.

BACA JUGA:  Hati-hati! Wajib Diperhatikan Saat Tindik Telinga Bayi

“Batam ini pertumbuhan penduduknya cukup tinggi, bukan saja dari angka kelahiran tapi juga migrasi. Sebagai kota industri Batam menjadi sasaran sebagai tempat bagi para pencari kerja. Jadi masih rendahnya rapor pendidikan bukan karena mutu pendidikannya melainkan karena kurangnya sarana dan prasarana serta kurangnya pemerataan sarana prasarana pendidikan itu,” papar Jefridin kepada para narasumber dan peserta Rakor.

Sementara dari sisi anggaran, Pemerintah Kota Batam menurutnya telah menganggarkan lebih dari 20 persen anggaran untuk pendidikan.  Diketahui nilai mutu dan relevansi hasil belajar peserta didik pada kemampuan literasi, Kota Batam mencapai kompetensi minimum dengan nilai 1,95. Nilai ini sudah diatas rata-rata provinsi 1,79 dan rata-rata nasional 1,68.

BACA JUGA:  Pimpin Rapat Menjelang Kejurnas Balap Sepeda 2024, Rudi: Harus Disiapkan dengan Sempurna

Begitu juga untuk indeks karakter Kota Batam memperoleh predikat berkembang dengan nilai 2,17 masih di atas rata-rata provinsi 2,11 dan rata-rata nasional 2,09. Begitu juga penilai iklim keamanan Kota Batam memperoleh predikat aman dengan nilai 2,34 diatas rata-rata provinsi 2,20 dan rata-rata nasional 2,19.

“Saya harapkan peserta Rakor dapat mengikuti kegiatan ini sampai selesai. Dengarkan dan pahami apa yang disampaikan Bapak/Ibu narasumber. Sehingga Bapak/Ibu  dapat membuat analisis, perencanaan, dan tindak lanjut peningkatan kualitas pendidikan di Kota Batam,” katanya.

Kepala Bidang Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Batam, M. Jufri menyampaikan kegiatan yang berlangsung dari tanggal 22 s.d 24 Juni 2023 ini diikuti oleh 200 peserta dari jenjang SD dan SMP. Adapun narasumber dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek). Adapun materi yang akan disampaikan oleh narasumber adalah terkait Pelaksanaan Platform Rapor Pendidikan.

BACA JUGA:  MTQH XXXII Tingkat Kota Batam Selesai, Wali Kota Rudi Serahkan Piala Bergilir ke Camat Sagulung

“Selain menjadi referensi utama sebagai dasar analisis, perencanaan, dan tindak lanjut peningkatan kualitas pendidikan juga sebagai satu-satunya platform untuk melihat hasil Asesmen Nasional . Tujuan lain dari kegiatan ini adanya sumber data yang objektif dan andal  dalam laporan yang disajikan secara otomatis dan terintegrasi. Yang akan menjadi instrumen pengukuran untuk evaluasi sistem pendidikan secara keseluruhan baik untuk evaluasi internal maupun eksternal,” ungkapnya.(*)